YA AMPYUUUN.
Gue kira blog ini sudah lenyap dan tidak akan bisa diakses lagi untuk selamanya!!
Entah bagaimana tiba-tiba hidup kembali. Hadeeeh gue udah hebring bikin blog baru segala. Tjapek deh.
Yaudah lah. Gue mau bercerita singkat tentang kegalauan gue akan muka gue yang sedang berjerawat ini saja lah. Since my face condition is the hottest topic in my head since 2 weeks ago anyway.
Jadi kan gue sudah pindah ke Malaysia sejak 1 tahun lalu. Secara otomatis gue juga gak bisa berkunjung ke dokter muka favorit gue, Dr. Rudi, sesuka hati lagi dong.
Nah selama ini muka gue juga baik-baik aja. Sampai suatu hari gue BM nyobain toner Korea yang judulnya RXCA (or something like that).
Gue pake toner itu karena review yang bagus di banyak beauty blog. Saat itu gue cuma punya 2 jerawat kecil gemes di pipi. To my surprise, it caused breakout on my face, instead of healing the damn small pimples. When I realized what it did to my face, it was already too late. Muka gue sudah bersatu dengan jerawat tambahan, beserta bekas-bekasnya. Sialan.
Seperti biasa, gue gampang banget stress kalau muka gak flawless. There are only 2 things I care about in this world: my hair and my face. Okay lebay sih. Tapi mood gue gampang hancur kalau lihat muka gue jelek di cermin. Yah gimana dong. Inner beauty won't get you free drinks :D
Jadi sekarang kerjaan gue setiap hari adalah googling "The best dermatologist in Malaysia" atau "Dr Xx review". But that's the thing about over google. The more I read reviews, the more I get confused. Sekarang gue beneran galau mau pilih dokter muka yang mana. If only Dr. Rudi is a stone away :'(
Wish me luck gaes. Semoga gue bisa cepat mendapatkan ilham pilihan yang tepat. I'm so tired looking at this ugly skin in mirror. I will update as soon as I decide which dermatologist to go. See you!
Go-blog Dewi Ria
Maret 21, 2017
Februari 25, 2014
Still My Favorite Word: Karma
Bulan Februari ini adalah bulan terberat dalam hidup gue (untuk tahun ini). Which is not a good sign, looking at how positive I was during Chinese New Year. Tahun ini adalah tahun kuda men, tahun shio gue banget (terus...?).
Yaudah intinya akhirnya gue menggunakan otak gue sedikit lah. Kenapa sih kok gue bisa sial banget begini, what have I done, and what actually went wrong.
Apa karena gue bukan chinese makannya optimisme gue langsung kandas di minggu setelah CNY?
Apa dosa gue udah overlimit aja sampai Budha marah dan mau menunjukan karma sekarang juga?
Or even worse, is this just the beginning of a miserable life God has planned for me? *jeng jeng* *pait pait*
Huff.. Hidup ini memang penuh teka-teki..
Yaudah intinya bulan ini gue sial banget deh. Sesial orang yang dikirim perang padahal mau nikah minggu depannya.
Anyway, padahal gue mengawali bulan ini dengan harapan seluruh rakyat Indonesia sejahtera lho. Namun apa daya di minggu ke-dua, di hari valentine yang berbunga-bunga, gue harus mengubah status gue dari 'lajang' menjadi 'tidak ada calon sama sekali'. Cinta suci yang telah dibina selama 3 tahun ternyata harus menemui ajalnya. Bapak gue sampai menelpon dari Papua untuk menyampaikan belasungkawa-nya.
Jadilah gue nangis sambil diblow rambutnya (bapak gue nelpon pas gue lagi di salon). Jadilah orang-orang di salon bingung. Dan jadilah gue seorang pengangguran yang tidak ada pacar dan memiliki mobil yang baru tabrakan (saksikan cerita tentang dunia per-tabrakan di post selanjutnya).
Gila nih untung gue nulis beginian gak pake mikir. Coba kalo gue menghayati sedikit, pasti sudah berlinang air mata seperti Desi Ratnasari di video klip 'Tenda Biru'.
I have always believed in karma. I even put it everywhere to remind me of how things will fight you back. You can find it in my Instagram bio, my Path's cover photo, and even in my phone's case. It's everywhere man!
Gue bahkan berpikir untuk memberi salah satu anak gue nama Karma. It sounds sexy and easy to memorized. Although it's a common stage name for strippers, gue tidak akan getar memberi nama anak gue Karma. Permasalahannya adalah... siapa calon bapaknya.
Duh kan jadi teringat si dia (seperti acara titip pesan radio Elshinta, "Bang, titip lagu D'Massiv yang Cinta Ini Membunuh Ku untuk si dia.. Aku tunggu jandamu forever love..").
Back to the karma thing, biarpun gue percaya eksistensinya, tapi gue tidak menyangka datengnya bisa secepat ini juga kali! Kecuali untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Karena di sana karma cepet banget dapetnya, beneran.
Cerita iklan: Bulan lalu gue ke Bali, terus pas lagi nyetir, eh ada cencorang (atau belalang, atau jangkrik, yah pokoknya serangga lah) di dashboard. Gue dengan beringas langsung usir serangga itu dong ("Pergi kamu! Aku sudah tidak sudi lagi melihat kamu di sini!"). Daaannn begitu gue lihat jalanan balik, eh udah cilukba aja lho sama pengendara lain dari arah berlawanan!
Gila kan cepet banget datangnya karma mengusir belalang di Bali!
That's why according to my friend yang sudah mau pindah warga negara dari Jakartan menjadi Balinese, Fanny Amalia, di wilayah permukiman orang Bali asli pasti kriminalitas-nya rendah because they really believe in this thing.
Makannya lo lihat deh, di Bali jarang ada curandal (pencurian sendal) pas Salat Jumat... Jarang ada yang dateng pas Salat Jumat juga soalnya... *ya iyalah pan mayoritas Hindu ya
Yaampun balik lagi ke karma, intinya gue cuma mau nulis kalo karma itu benar adanya dan bisa datang di waktu yang paling tidak diinginkan. Seperti di saat lagi pengangguran atau di saat liburan. Yang penting mah siap mental dan berani bertanggung jawab aja.
Now I'm enjoying my karma and nothing I can really do about this. Gue gak nyalahin siapa pun juga karena drama and negativity are the least things I need at the moment. Hanya pikiran positif dan optimisme yang bisa keep me sane saat ini.
Anyway, just like what my idol, Alm. Chrisye (God bless him), said in his Badai Pasti Berlalu song,
I believe everything will be back to normal before I even realize it.
I believe I'll be a better person.
And I believe I cannot write anything more than this because it would be a galau post, and Go-blog tidak mengenal galau men.
Cheers! Stay single and young, people!
Yaudah intinya akhirnya gue menggunakan otak gue sedikit lah. Kenapa sih kok gue bisa sial banget begini, what have I done, and what actually went wrong.
Apa karena gue bukan chinese makannya optimisme gue langsung kandas di minggu setelah CNY?
Apa dosa gue udah overlimit aja sampai Budha marah dan mau menunjukan karma sekarang juga?
Or even worse, is this just the beginning of a miserable life God has planned for me? *jeng jeng* *pait pait*
Huff.. Hidup ini memang penuh teka-teki..
Yaudah intinya bulan ini gue sial banget deh. Sesial orang yang dikirim perang padahal mau nikah minggu depannya.
![]() |
| Entah kuda, entah naga, biar dia dan penciptanya saja yang tahu. |
Anyway, padahal gue mengawali bulan ini dengan harapan seluruh rakyat Indonesia sejahtera lho. Namun apa daya di minggu ke-dua, di hari valentine yang berbunga-bunga, gue harus mengubah status gue dari 'lajang' menjadi 'tidak ada calon sama sekali'. Cinta suci yang telah dibina selama 3 tahun ternyata harus menemui ajalnya. Bapak gue sampai menelpon dari Papua untuk menyampaikan belasungkawa-nya.
Jadilah gue nangis sambil diblow rambutnya (bapak gue nelpon pas gue lagi di salon). Jadilah orang-orang di salon bingung. Dan jadilah gue seorang pengangguran yang tidak ada pacar dan memiliki mobil yang baru tabrakan (saksikan cerita tentang dunia per-tabrakan di post selanjutnya).
Gila nih untung gue nulis beginian gak pake mikir. Coba kalo gue menghayati sedikit, pasti sudah berlinang air mata seperti Desi Ratnasari di video klip 'Tenda Biru'.
![]() |
| Makannya dibaca dulu undangannya, mbak... |
I have always believed in karma. I even put it everywhere to remind me of how things will fight you back. You can find it in my Instagram bio, my Path's cover photo, and even in my phone's case. It's everywhere man!
Gue bahkan berpikir untuk memberi salah satu anak gue nama Karma. It sounds sexy and easy to memorized. Although it's a common stage name for strippers, gue tidak akan getar memberi nama anak gue Karma. Permasalahannya adalah... siapa calon bapaknya.
Duh kan jadi teringat si dia (seperti acara titip pesan radio Elshinta, "Bang, titip lagu D'Massiv yang Cinta Ini Membunuh Ku untuk si dia.. Aku tunggu jandamu forever love..").
Back to the karma thing, biarpun gue percaya eksistensinya, tapi gue tidak menyangka datengnya bisa secepat ini juga kali! Kecuali untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Karena di sana karma cepet banget dapetnya, beneran.
Cerita iklan: Bulan lalu gue ke Bali, terus pas lagi nyetir, eh ada cencorang (atau belalang, atau jangkrik, yah pokoknya serangga lah) di dashboard. Gue dengan beringas langsung usir serangga itu dong ("Pergi kamu! Aku sudah tidak sudi lagi melihat kamu di sini!"). Daaannn begitu gue lihat jalanan balik, eh udah cilukba aja lho sama pengendara lain dari arah berlawanan!
Gila kan cepet banget datangnya karma mengusir belalang di Bali!
That's why according to my friend yang sudah mau pindah warga negara dari Jakartan menjadi Balinese, Fanny Amalia, di wilayah permukiman orang Bali asli pasti kriminalitas-nya rendah because they really believe in this thing.
Makannya lo lihat deh, di Bali jarang ada curandal (pencurian sendal) pas Salat Jumat... Jarang ada yang dateng pas Salat Jumat juga soalnya... *ya iyalah pan mayoritas Hindu ya
![]() |
| Me and Fanny at Hu'u Bar, Bali |
Yaampun balik lagi ke karma, intinya gue cuma mau nulis kalo karma itu benar adanya dan bisa datang di waktu yang paling tidak diinginkan. Seperti di saat lagi pengangguran atau di saat liburan. Yang penting mah siap mental dan berani bertanggung jawab aja.
Now I'm enjoying my karma and nothing I can really do about this. Gue gak nyalahin siapa pun juga karena drama and negativity are the least things I need at the moment. Hanya pikiran positif dan optimisme yang bisa keep me sane saat ini.
Anyway, just like what my idol, Alm. Chrisye (God bless him), said in his Badai Pasti Berlalu song,
"Kini semua bukan milik ku. Musim itu telah berlalu. Matahari segera berganti."I believe this period will be over soon.
I believe everything will be back to normal before I even realize it.
I believe I'll be a better person.
And I believe I cannot write anything more than this because it would be a galau post, and Go-blog tidak mengenal galau men.
Cheers! Stay single and young, people!
Lokasi:
Jakarta, Indonesia
Mei 22, 2012
Nothing good happens after 2 AM
Hello all! Whatsssuuppp~
It’s been a long time since my last post yang bahkan gue udah gak
inget apa bentuk dan isinya. I know I wrote this many times but seriously, this
time I’m so BM to write this again in this prologue part of post: It feels so
nice to open my laptop, click Google chrome icon, type blogspot.com, open my Go-blog account, and write all the unimportant things that happened recently in
my life again. Hah!!
How’s thing going evribadeeh?
For those who already found lovers, I wish
you a happy Saturday night this weekend.
For those who are doing assignments, I
wish you a very good mark for those sleepless nights.
And for those who just
had supper, I wish you lose all those fat by this morning.
Amen.
Anyway, Sekarang waktu laptop bagian Suriamas gue sudah menunjukan
pukul 03.02 pagi. As usual, kalau gue masih terjaga sampai jam 3 pagi, just
like what Ted says,
“There is nothing good happens after 2 AM.”
Kalau
sudah jam segini, biasanya gue sudah tidak bisa tidur, tidak kondusif dalam belajar,
tidak menikmati berpacaran, melihat penampakan, dan menjadi galau. These will
then lead me to the time zone which I called, “Waktu Dewi Ria bagian Berpikir.”
This time zone usually forces me to use a little space in my brain. A space I don’t
always use. A space that asks me to put a little bit concern about my personal life.
Aseddaaapp.
So just now, I was thinking of what have I done since I arrived in
Kuala Lumpur airport last year.
Apa saja yang sudah gue dapatkan semenjak gue hidup
sendiri di kota ini.
Also what I suppose to do in terms of enhancing myself
while I still have a chance to stay here.
Berat memang topik pembicaraan
go-blog pada pagi yang gelap ini. Berat sampai gue tidak tau apa yang mau gue
tulis. Bagaikan ibu-ibu yang sedang bergosip awut-awutan sampai melupakan suami
dan anak-anak mereka yang sudah susah-susah bangun pagi untuk mengantar ke tempat
arisan, semua hal di kepala gue berkumpul menjadi satu kesatuan dan sulit
diuraikan.
Namun, bukan Go-blog namanya kalau gue tidak mampu menjelaskan
ke-absurd-an isi kepala gue.
Dan bukan Go-blog namanya kalau gue menjelaskan dengan
kata-kata yang sesuai dengan norma adat istiadat dan mudah dimengerti manusia
normal.
Baiklah, about things I have done, I realized that I have become an
integrated version of a person since I live here. Ibaratnya sekarang gue sedang
menjadi Bezita, tapi versi super saiya dengan rambut kuning dan berdirinya.
Setidaknya
gue sudah agak lebih bisa menggunakan bahasa inggris, walaupun grammar masih
suka seenaknya.
Setidaknya gue sudah lebih bisa menahan emosi, sampai Annisa
Ramadhani pun bingung gue gak marah ketika ada wanita tidak dikenal memancing
perkelahian via twitter.
Dan setidaknya gue sudah tahu bahwa roti gandum yang
sudah kadaluwarsa 1 minggu masih aman dimakan dan tidak mematikan.
About things I have gotten, man, that would beat my Financial
Institutions and Monetary Theory assignment word limit to describe.
Intinya,
banyak sekali yang gue dapatkan dan mungkin tidak akan bisa gue dapat kalau gue
masih tinggal di Jakarta. For instance: pacar yang baik hati dan penyayang juga
pengasih dan berbahasa melayu. Tak kan lah I boleh dapat boyfriend macam ni
masa I dekat Jakarta kan?
Being in a relationship with a local gives me the opportunities such as do a daily conversation
in 3 languages (English, Indonesian, and Melayu), learn about Malaysian culture,
and to be loved by someone who still tried his best to listen to my story when
he was falling asleep.
However, we’re not living in a perfect world.
Nothing good happens after 2 AM, though you might get the best at 1.
What I want to say is all good
things must bring bad things as well in the end of the day.
This is what we
called “The Opportunity Cost”. Unfortunately, the opportunity cost in my
situation, charges me an enormous amount.
To be able to speak English well, you
cannot just flip your hand and suddenly kerasukan setan bule dan berbicara English
dengan logat british (read: Bri’ish). It’s a long process needed, especially
when you’re an Indonesian yang tidak pernah berbicara dan menulis inggris
selain di high school, itu pun gurunya saja tidak tahu bahasa inggrisnya ‘kacang
hijau’.
Maka itu lah, I swear I’ve tried my best
untuk membiasakan diri berbahasa inggris setiap hari, yang akhirnya membuat gue
kehilangan jati diri at the same time.
Ini maksudnya bukan gue tiba-tiba jadinya
ngomong bahasa inggris dengan logat bri’ish dan lupa berbahasa Indonesia. Ini maksudnya,
karena gue tiap hari berbicara menggunakan bahasa 3in1, akhirnya kacau balau sudah
semuanya. Mending kalau semua bahasanya betul. Ini masalahnya bahasa 3in1 yang gue gunakan setiap harinya adalah bahasa-bahasa yang tidak bisa dicampur adukan, dilanjutkan gue memakai asas seenaknya
dalam mengaplikasikanya. Bentuknya bagaikan Titanic yang menabrak batu karang jadinya: jelek.
This is why I use a combination of English-Indo language
in this post.
It’s not that I want to confuse you guys who are reading this
post. But I seriously confused myself as well when I type all this shit.
I can’t
even write a story in a good Indonesian language anymore now. Mengenaskan memang.
I swear, untuk post Go-blog kali ini, gue sudah me-paraphrase-kannya agar tidak tercampur aduk dengan bahasa melayu, kalau tak, lagi lah you tak kan paham.
This language problem also leads to other problems such as lack of
confidence and a humor sense decrease. Bayangkan, laki gue sampai gak percaya
kalau dulu gue selalu menjadi MC dalam beberapa acara akbar bertaraf nasional
dan internasional (iya bangett~) karena gue ngomong di telefon saja tidak
becus. Cussss~
![]() |
| Yeah. So much lack of confidence. Wearing a 5-year-old boy t-shirt and short when opened the ceremony of biggest event in campus. |
Yah begitulah kisah sedih di rabu pagi ini.
Waktu laptop bagian Suriamas ini sudah menunjukan
pukul 06.41 saat ini.
I believe even if there’s nothing good happens after 2 AM, there will be time that good things might have chance to happen.
Maybe after 6?
Good mor-night everyone J
Februari 13, 2012
Agustus 31, 2011
Alhamdulillah, "Ini Sesuatu Banget."
Ke Jakarta aku kan kembali
Walaupun apa yang kan terjadi
Pernah ku alami hidup ku sendiri
Temanku pergi dan menjauhi
Lama ku menanti ku harus mencari
Atau ku tiada dikenal lagi
(Koes Plus - Kembali ke Jakarta)
Begitulah syair yang selalu gue teriakan di Orange, tempat makan yang akan gue ceritakan pada blog selanjutnya, apabila gue sedang galau dan kangen sesuatu yang berada 1,000 KM ++ dari gue saat itu. Biasanya sesuatu itu adalah hal yang lebih murah, menarik, dan menyenangkan bila dibandingkan sesuatu yang ada di Sunway. Biasanya juga sesuatu itu adalah hal yang tidak bisa gue dapatkan di Sunway, sampai membuat gue bm, dan tidak menerima kenyataan yang ada. Dan biasanya sesuatu itu berupa makanan, permainan, atau service kecantikan.
Namun dari segala sesuatu itu, tetap yang paling gue kangen dari kota yang sudah dengan ikhlas menerima gue selama 21 tahun ini adalah: The people and The hecticness.
Orang-orangnya yang antik, yang selalu berbicara dengan nada tinggi, dan yang selalu siap untuk melakukan segala hal demi pertemanan dan ke-eksis-an. Hecticnya yang berlebihan, yang selalu membuat alis kanan dan kiri gandengan, dan yang membuat berat badan sulit bertambah. Inilah yang disebut "Benci tapi rindu.". Inilah yang dinamakan "Home" pada playlist iPod. Inilah tiket KLM Airline yang dipesan sebulan sebelum waktu terbangnya.
Namun entah mengapa!! Sekarang, setelah gue menginjak tanah Jakarta dalam tiga hari belakang, mengapa!! Mengapa gue malah ingin menyanyikan,
Semalam I call you, you tak answer
You kata you keluar pergi dinner
You kata you keluar dengan kawan you
But when I call Tommy he said it wasn't true
(Zee Avi - Kantoi)
Rasanya gue kangen Sunway. Rasanya sesuatu di sana banyak yang lebih murah, menarik, dan menyenangkan, dibandingkan sesuatu yang ada di Jakarta. Rasanya.. Hmmm.. Rasanya...
Manusia memang tidak pernah puas ya, pantas itu lah manusia harus ber-puas-a. *krik krik*
Yah intinya menurut gue, manusia ya memang begitu sifat dasarnya. Selalu complain dan tidak pernah puas, apapun kondisinya, sekalipun dia tau dia sudah berada tempat yang terbaik. Karena manusia selalu berimajinasi tentang tempat selanjutnya. Karena semua yang manusia lakukan hari ini adalah untuk hari esok. Karena manusia harus selalu menjadi lebih baik, ngen?Akhirnya, sesuai bio gue: "Live life given now, tomorrow can wait.", gue sudah memutuskan! Daripada gue habiskan waktu gue yang hanya 24 jam/hari ini dengan complaining dan merindukan sesuatu yang tidak ada, lebih baik gue nikmati saja sesuatu yang bisa gue rasa saat ini, di tempat ini, dengan penuh sukacita.
Sekian blog saya untuk saat ini, selamat malam, dan selamat Idul Fitri!
April 18, 2011
Ada Selamat Ulang Tahun
"Mundurlah Wahai waktu
Ada selamat ulang tahun, yang tertahan tuk ku ucapkan
Yang harusnya tiba, tepat waktunya
Dan rasa cinta yang selalu membara untuk dia yang terjaga menantiku"
Dewi Lestari - Selamat Ulang Tahun
Di pagi buta begini, dimana siang nanti gue seharusnya bangun segar karena harus mengumpulkan assesment Mangement and Organisation Behaviour, kembali gue tetap terjaga.
Bukan karena masalah assesment, atau masalah rumah tangga, atau masalah keuangan, atau masalah apapun yang bisa dijadikan masalah. Ini semua karena hari ini, di tanggal 19 April 2011 ini, gue tidak bisa melihat muka seorang wanita yang sedang merayakan hari jadinya.
Seorang wanita yang selalu ada, seorang wanita yang selalu gue cinta.
Tahun lalu, di hari yang sama seperti hari ini, gue masih membelikan dia kue kesukaanya, Maquis rare cheese, yang dia suka sejak pertama kali gue membagi punya gue kepadanya.
Dua tahun lalu, gue masih mengendap-endap ke rumahnya mebawakan bakso, makanan yang selalu dia cegat jika abang penjualnya lewat.
Tiga tahun lalu, gue masih membangunkan dia dan membawakan cheese cake, sebelum membicarakan masalah bocoran UAN.
Tahun ini....?
I love you Annisa Suci, bukan karena lo lagi ulang tahun, tapi memang karena gue mencintai lo.
I miss you Annisa Suci, bukan karena lo lagi ulang tahun, tapi memang karena gue kangen lo.
Selamat ulang tahun sayang.
Love, Dewi Ria.
Ada selamat ulang tahun, yang tertahan tuk ku ucapkan
Yang harusnya tiba, tepat waktunya
Dan rasa cinta yang selalu membara untuk dia yang terjaga menantiku"
Dewi Lestari - Selamat Ulang Tahun
Di pagi buta begini, dimana siang nanti gue seharusnya bangun segar karena harus mengumpulkan assesment Mangement and Organisation Behaviour, kembali gue tetap terjaga.
Bukan karena masalah assesment, atau masalah rumah tangga, atau masalah keuangan, atau masalah apapun yang bisa dijadikan masalah. Ini semua karena hari ini, di tanggal 19 April 2011 ini, gue tidak bisa melihat muka seorang wanita yang sedang merayakan hari jadinya.
Seorang wanita yang selalu ada, seorang wanita yang selalu gue cinta.
Tahun lalu, di hari yang sama seperti hari ini, gue masih membelikan dia kue kesukaanya, Maquis rare cheese, yang dia suka sejak pertama kali gue membagi punya gue kepadanya.
Dua tahun lalu, gue masih mengendap-endap ke rumahnya mebawakan bakso, makanan yang selalu dia cegat jika abang penjualnya lewat.
Tiga tahun lalu, gue masih membangunkan dia dan membawakan cheese cake, sebelum membicarakan masalah bocoran UAN.
Tahun ini....?
I love you Annisa Suci, bukan karena lo lagi ulang tahun, tapi memang karena gue mencintai lo.
I miss you Annisa Suci, bukan karena lo lagi ulang tahun, tapi memang karena gue kangen lo.
Selamat ulang tahun sayang.
Love, Dewi Ria.
Januari 18, 2011
Good Mor-night!
It's 4.15 AM dan gue masih belum bisa tidur.
Seperti go-blog(s) gue sebelumnya, gue bukanlah seorang yang mengidap Insomnia. Gue suka tidur. Itu keturunan sebenarnya.
My mom suka sekali tidur. Dia tidur di sofa saat arisan, di bioskop saat nonton film, di kursi pijat Osim saat salesmannya sedang presentasi, dan di bangku mobilnya saat dia menyetir (gue gak bohong, dia punya mukjizat 'sleep and drive'). I mean, she sleeps anywhere, anytime.
Jadi, kalo jam segini gue belom tidur, gue kesal.
Here are some reasons why I hate tidur pagi:
1. Mengingat waktu tidur gue yang minimal 10jam, tidur jam segini membuat gue bangun jam 14. Hah! Jam 2! Saat itu orang-orang sudah kelar makan siang, twitter sedang mengalami keramaian akan gosip, dan di rumah gue sudah tidak ada orang (I mean keluarga, bukan embak). Nah biasanya kalo gue bangun jam segini juga, rencana gue hancur sudah. Hancur berantakan. Sudahlah! Sudah! Teman janji sudah bbm, Castle jam 10 udah selesai, gak sempat nyalon, dan biasanya berujung pada janji yang ngaret.
2. Karena gue bangun siang, jadwal makan gue hancur. Gue jadi gak makan di rumah karena gue pikir tidak lama lagi gue akan keluar cari makan. Dimana itu sebenarnya termasuk waktu yang kepastiannya masih diragukan. Yang dandan dulu lah, ketemu temen dulu lah, nyalon dulu lah. Intinya, gue baru mungkin akan makan di jam 5 atau 6. Ini biasanya akan membuat tubuh gue menjadi busung lapar. Berujung pada perut buncit, muntah yang dipaksakan, dan makan yang tidak bervitamin (makan diluar, mana kepikiran makan sayur kan?)
3. Kalo masih bangun jam segini, secapek apapun gue, pasti gak bisa tutup mata. Ada perasaan yang membuat gue harus tetap terjaga sampai salat subuh. Peraasan takut sih sepertinya. Takut mama gue bangunin buat salat saat gue lagi lelap-lelapnya di jam 6 nanti (ketakutan gue akan mama gue akan lebih dijelaskan di blog post gue yang berikutnya). Jadi, biar tubuh lelah, harus tetap bertahan terjaga. Itu rasanya ngilu lho.
Yasudahlah ya, mumpung masih muda, menurut gue tidur pagi bukanlah hal yang harus terlalu dipikirkan. Thanks to anyone who invented this mobile internet. Setidaknya beliau sudah membantu meringankan kebosanan gue karena tidur pagi ini.
Good morning semua yang terpaksa harus berangkat kuliah pagi! Good night semua yang sedang liburan atau cuti! See you!
Seperti go-blog(s) gue sebelumnya, gue bukanlah seorang yang mengidap Insomnia. Gue suka tidur. Itu keturunan sebenarnya.
My mom suka sekali tidur. Dia tidur di sofa saat arisan, di bioskop saat nonton film, di kursi pijat Osim saat salesmannya sedang presentasi, dan di bangku mobilnya saat dia menyetir (gue gak bohong, dia punya mukjizat 'sleep and drive'). I mean, she sleeps anywhere, anytime.
Jadi, kalo jam segini gue belom tidur, gue kesal.
Here are some reasons why I hate tidur pagi:
1. Mengingat waktu tidur gue yang minimal 10jam, tidur jam segini membuat gue bangun jam 14. Hah! Jam 2! Saat itu orang-orang sudah kelar makan siang, twitter sedang mengalami keramaian akan gosip, dan di rumah gue sudah tidak ada orang (I mean keluarga, bukan embak). Nah biasanya kalo gue bangun jam segini juga, rencana gue hancur sudah. Hancur berantakan. Sudahlah! Sudah! Teman janji sudah bbm, Castle jam 10 udah selesai, gak sempat nyalon, dan biasanya berujung pada janji yang ngaret.
2. Karena gue bangun siang, jadwal makan gue hancur. Gue jadi gak makan di rumah karena gue pikir tidak lama lagi gue akan keluar cari makan. Dimana itu sebenarnya termasuk waktu yang kepastiannya masih diragukan. Yang dandan dulu lah, ketemu temen dulu lah, nyalon dulu lah. Intinya, gue baru mungkin akan makan di jam 5 atau 6. Ini biasanya akan membuat tubuh gue menjadi busung lapar. Berujung pada perut buncit, muntah yang dipaksakan, dan makan yang tidak bervitamin (makan diluar, mana kepikiran makan sayur kan?)
3. Kalo masih bangun jam segini, secapek apapun gue, pasti gak bisa tutup mata. Ada perasaan yang membuat gue harus tetap terjaga sampai salat subuh. Peraasan takut sih sepertinya. Takut mama gue bangunin buat salat saat gue lagi lelap-lelapnya di jam 6 nanti (ketakutan gue akan mama gue akan lebih dijelaskan di blog post gue yang berikutnya). Jadi, biar tubuh lelah, harus tetap bertahan terjaga. Itu rasanya ngilu lho.
Yasudahlah ya, mumpung masih muda, menurut gue tidur pagi bukanlah hal yang harus terlalu dipikirkan. Thanks to anyone who invented this mobile internet. Setidaknya beliau sudah membantu meringankan kebosanan gue karena tidur pagi ini.
Good morning semua yang terpaksa harus berangkat kuliah pagi! Good night semua yang sedang liburan atau cuti! See you!
Langganan:
Komentar (Atom)














