It's 4.15 AM dan gue masih belum bisa tidur.
Seperti go-blog(s) gue sebelumnya, gue bukanlah seorang yang mengidap Insomnia. Gue suka tidur. Itu keturunan sebenarnya.
My mom suka sekali tidur. Dia tidur di sofa saat arisan, di bioskop saat nonton film, di kursi pijat Osim saat salesmannya sedang presentasi, dan di bangku mobilnya saat dia menyetir (gue gak bohong, dia punya mukjizat 'sleep and drive'). I mean, she sleeps anywhere, anytime.
Jadi, kalo jam segini gue belom tidur, gue kesal.
Here are some reasons why I hate tidur pagi:
1. Mengingat waktu tidur gue yang minimal 10jam, tidur jam segini membuat gue bangun jam 14. Hah! Jam 2! Saat itu orang-orang sudah kelar makan siang, twitter sedang mengalami keramaian akan gosip, dan di rumah gue sudah tidak ada orang (I mean keluarga, bukan embak). Nah biasanya kalo gue bangun jam segini juga, rencana gue hancur sudah. Hancur berantakan. Sudahlah! Sudah! Teman janji sudah bbm, Castle jam 10 udah selesai, gak sempat nyalon, dan biasanya berujung pada janji yang ngaret.
2. Karena gue bangun siang, jadwal makan gue hancur. Gue jadi gak makan di rumah karena gue pikir tidak lama lagi gue akan keluar cari makan. Dimana itu sebenarnya termasuk waktu yang kepastiannya masih diragukan. Yang dandan dulu lah, ketemu temen dulu lah, nyalon dulu lah. Intinya, gue baru mungkin akan makan di jam 5 atau 6. Ini biasanya akan membuat tubuh gue menjadi busung lapar. Berujung pada perut buncit, muntah yang dipaksakan, dan makan yang tidak bervitamin (makan diluar, mana kepikiran makan sayur kan?)
3. Kalo masih bangun jam segini, secapek apapun gue, pasti gak bisa tutup mata. Ada perasaan yang membuat gue harus tetap terjaga sampai salat subuh. Peraasan takut sih sepertinya. Takut mama gue bangunin buat salat saat gue lagi lelap-lelapnya di jam 6 nanti (ketakutan gue akan mama gue akan lebih dijelaskan di blog post gue yang berikutnya). Jadi, biar tubuh lelah, harus tetap bertahan terjaga. Itu rasanya ngilu lho.
Yasudahlah ya, mumpung masih muda, menurut gue tidur pagi bukanlah hal yang harus terlalu dipikirkan. Thanks to anyone who invented this mobile internet. Setidaknya beliau sudah membantu meringankan kebosanan gue karena tidur pagi ini.
Good morning semua yang terpaksa harus berangkat kuliah pagi! Good night semua yang sedang liburan atau cuti! See you!
Januari 18, 2011
Januari 16, 2011
FO
This FO doesn't stand for Factory Outlet yah, tapi Freak Out.
Karena di pagi buta saat azan subuh berkumandang ini, gue gak bisa tidur karena memikirkan apa yang akan gue alami di tanggal yang sama namun di bulan yanag berbeda, yaitu bulan depan (Februari 2011).
Bulan depan, di tanggal yang sama, Insya Allah kalau gue gak kena wabah penyakit yang menyebabkan kematian atau diculik alien ganteng bernama Monroe (darimana dia bisa datang, darimanaaahh!!), gue sudah tidak akan berada di kamar dan kota ini lagi.
Sepertinya gue akan tidur di kasur asrama, bersama roommate gue yang belum dikenal, dalam keadaan menangis karena takut dan kesepian.
Mungkin roommate gue itu akan memeluk gue dan berkata, "Tidak apa-apa. Kita senasib."
Mungkin dia akan pura-pura tidak dengar sambil membesarkan volume ipodnya.
Mungkin saat itu juga gue lagi buka blog ini, meng-updatenya, bercerita betapa mengerikannya disana, dan betapa besarnya keinginan untuk pulang.
Ya Tuhan, seberapa banyaknya kemungkinan itu, I'm begging you untuk selalu menjaga dan menghangatkan, jauhkan dari prasangka, mudahkan segala urusan, dan hindarkan dari malapetaka.
Amin.
Karena di pagi buta saat azan subuh berkumandang ini, gue gak bisa tidur karena memikirkan apa yang akan gue alami di tanggal yang sama namun di bulan yanag berbeda, yaitu bulan depan (Februari 2011).
Bulan depan, di tanggal yang sama, Insya Allah kalau gue gak kena wabah penyakit yang menyebabkan kematian atau diculik alien ganteng bernama Monroe (darimana dia bisa datang, darimanaaahh!!), gue sudah tidak akan berada di kamar dan kota ini lagi.
Sepertinya gue akan tidur di kasur asrama, bersama roommate gue yang belum dikenal, dalam keadaan menangis karena takut dan kesepian.
Mungkin roommate gue itu akan memeluk gue dan berkata, "Tidak apa-apa. Kita senasib."
Mungkin dia akan pura-pura tidak dengar sambil membesarkan volume ipodnya.
Mungkin saat itu juga gue lagi buka blog ini, meng-updatenya, bercerita betapa mengerikannya disana, dan betapa besarnya keinginan untuk pulang.
Ya Tuhan, seberapa banyaknya kemungkinan itu, I'm begging you untuk selalu menjaga dan menghangatkan, jauhkan dari prasangka, mudahkan segala urusan, dan hindarkan dari malapetaka.
Amin.
Langganan:
Komentar (Atom)