Mei 03, 2010

Kisah Sedih di Hari Selasa

Gue semangat banget nulis tentang yang gue alami hari ini. Karena banyak banget pelajaran yang gue dapet. Dan gue harap lo semua bisa liat kenyataan yang ada, dan jangan munafik, sebagian besar anak muda jaman sekarang juga seperti gue kok.

Jadi, hari ini Si Merah (panggilan kesayangan untuk sebuah mobil yang dititipkan orangtua gue selama 3 tahun ini) sudah bisa diambil di Auto 2000 Kalimalang setelah mengalami operasi gagal lampu belakang.
Dengan semangat gue ke Kalimalang (Klm) dengan nebeng mobil mama ketika beliau mau berangkat kerja. Namun karena beliau adalah seseorang yang sangat sibuk dan dikejar waktu, maka gue cuma bisa nebeng sampai depan komplek dan gue harus lanjut naik ojek sampe Klm.

Semua masih baik-baik saja sampai saat ini.Sesampainya di Auto 2000, dengan gagahnya gue langsung ke kasir untuk membayar biaya operasi Si Merah menggunakan debit seperti biasa. Namun tidak seperti yang diperkirakan, ternyata uang di kartu gue tidak mencukupi! Inilah ucapan "Ngehe!" pertama yang gue keluarkan hari ini.

Dengan berapi-api, gue mencari hp di tas untuk menelfon mama gue minta transfer, dan ternyata.. hp gue yang brengsek itu ketinggalan di rumah! Inilah "Ngehe!" gue yg ke-dua.
Lalu dengan muka memelas, gue meminjam telfon Auto 2000 yang ribet banget pake password segala. Dan mama gue, ketika gue telf, dia cuma blg, "Yaudah nanti sore aja aku transfer." Jadi apalah artinya gue panas-panasan naik ojek ke sini?
Tapi gue gak mau menyerah, gue coba lagi bayar pake debit setelah pengurangan yang sisanya bisa gue bayar dengan cash. Dan ternyata hasilnya: Declined (lagi) "NGEHE!"

Akhirnya gue gemes, gue ke ATM BCA yang ada di Depo Bangunan (yang berada di samping Auto 2000) untuk melihat jumlah saldo di kartu gue. Setelah dicek, hasilnya bikin siok, CUMA KURANG 50RIBU LAGI gue bisa bawa Si Merah pulang!

Akhirnya sekali lagi gue meminjam telfon Auto 2000 buat nelfon mami minta transfer seadanya. She said, "Oke, bentar lagi aku transfer." Hmm. Let me tell you something, arti sebentar dalam perkataan mama gue itu hanyalah kiasan. Arti sesungguhnya adalah, "Iya nanti ya kalo aku udah selese urusan aku transfer, kamu tunggu aja sampai waktu yang tidak ditentukan, dan jangan nelfon lagi karena nanti aku bakal maki-maki kamu dari sini."
Karena itulah akhirnya gue menelfon laki gue (the only one left phone number that i remember) buat minta transfer duit seadanya. Namun karena laki gue ini memiliki banyak acara yang menuntutnya untuk memerlukan waktu tidur lebih dari orang kebanyakan, maka dia tidak bisa mengangkat telefon darurat gue. Di sini gue bener-bener mau nangis.
Ini hari pertama gue haid. Di luar panas. Tinggal sedikit lagi gue bisa merasakan kenyamanan, tapi semua orang gak ada yang mau mengerti dan membantu.

Akhirnya gue pasrah, gue mencoba menghabiskan waktu di Depo Bangunan sambil berharap semoga mama benar-benar sebentar lagi akan transfer. Itu lebih baik daripada gue tetap di Auto 2000 dan melihat tatapan prihatin staff di sini yang seolah berkata, "Kasihan cewek itu. Udah muka berminyak, pake cardigan pink bunga-bunga, gak bisa bayar biaya perbaikan mobilnya pula."

Lalu akhirnya gue ke Depo Bangunan. Keliling liat engsel, parquet, ambil-ambilin brosur (siapa tau berguna buat tugas), sampai salah satu mbak-mbak penjaga bertanya, "Ada yg bisa saya bantu kak?", dimana gue tau arti sebenarnya adalah, "Jangan ngutak-ngatik apalagi mencuri di sini ya Kak!" Sumpah itu dikit lagi gue teriakin tuh mbak-mbak kelentit! Kalo gue butuh bantuan juga gue bakal manggil lo kok! Ngehe!
Akhirnya setelah 1 jam gue berkeliling, gue keluar, mencoba melihat ATM lagi, dan hasilnya: jumlah saldo masih sama. Oke.

Gue kembali ke Auto 2000 dengan muka kesal, seperti preman, gue minjem telfon lagi dengan sedikit membentak. Namun kali ini mama gue terlalu sibuk untuk mengangkat telfonnya. Mata gue berkaca-kaca sedikit.

Akhirnya gue mencari wartel terdekat. Gue tanya ke satpam, katanya wartelnya ada di seberang. Gue diem. Ya Allah, jalanan ramai, gimana caranya orang bisa nyebrang sih? Dan sepertinya satpam ini mempunyai kemampuan membaca pikiran, dia tiba-tiba menawarkan hpnya utk gue gunakan. Tapi karena gue pikir, yaudahlah apa salahnya nyebrang? daripada ngerepotin orang, akhirnya gue memberanikan diri ke wartel seberang. Dan hasilnya adalah: Wartel tersebut sudah tidak bertelepon lagi (read: Bangkrut). NGESOOOT!!!

Akhirnya gue mengalami kelelahan. Gue berniat istirahat sambil berpikir apa yang harus gue lakukan di toko sebelah. Dengan memelas, gue membeli Aqua dan izin numpang duduk sebentar. Ibu pemilik toko ini sepertinya kesian melihat gue jadi dia membiarkan gue duduk di tokonya.

Di sini gue memperhatikan ibu ini memasukan Susu Ultra, Teh Kotak, Aqua, dll ke dalam kulkas, sedangkan anak-anaknya berisik berantem lari-larian sambil pake kaos kutang. Dan saat itu juga, gue bersyukur mama gue gak perlu mengambil dan memasukan minuman dingin ke dalam kulkas untuk membiayai kehidupan gue dan adek gue.
Setelah merasa gue sudah cukup lama numpang duduk, gue memberanikan diri lagi nyebrang ke ATM untuk melihat saldo gue sekarang. Dan ternyata hasilnya: tetap belom dikirim.
Gue pasrah. Tapi gue udah gak mau menyalahkan mama gue yang terlalu sibuk lagi. Gue malah bersyukur pada Tuhan, mama gue berarti lagi diberi rezeki.

Akhirnya gue memutuskan untuk menyerah dan pulang ke rumah dulu sambil menunggu transferan daripada gak jelas merana begini. Dan karena sudah terlanjur berkeringat dan berpanas-panasan karena kebanyakan jalan, maka gue berpikir untuk sekalian aja
gue menganggap diri gue memang seperti orang yang tidak pernah diberikan kendaraan pribadi. Sekalian aja gue cari angkutan yang aman untuk pulang, namun tidak perlu eksklusif.
Lalu gue memutuskan untuk naik angkot kosong yang lagi ngetem karena gue mau mewawancarai abangnya dulu. Gue bener-bener gak tau angkot nomor berapa yang bisa mengantar gue pulang.

Gue : "Bang, ini lewat Buaran gak?"
Abang : "Lewat neng! Tp eneng harus jalan sedikit!"
Gue : "Hmm... Beginian bayarnya berapa sih bang?"
Abang : "HAHAHA! dua ribu aja neng!"

Gue tau kenapa abang ini ketawa. Karena dia tau, gue adalah manusia dari planet Jupiter yang manja, tidak tau apa-apa, dan bodoh.
Akhirnya gue naik angkot sambil senyum sendiri kalo angkot ini ngetem. Biasanya kalo gue lg di dalem Si Merah, pasti gue klakson nih yang tiba-tiba ngetem begini. Ternyata beda ya pikiranya kalo gue lagi di dalem angkot itu sendiri. Kalo gak ngetem, abang ini gak akan dapet duit kan.
Lalu naiklah seorang bapak, ibu yang membawa bayi, dan anak-anak SMP. Semua sama di sini. Sama-sama membutuhkan kendaraan untuk sampai ke tempat tujuan masing-masing. Latar belakang pendidikan, strata sosial, merk handphone, ataupun lokasi rumah tinggal, semua tidak berpengaruh di sini.
Di sini gue bener-bener senyum-senyum sendiri kayak lagi ditaksir kakak kelas, sambil melihat ke arah jalan.
Lo tau apa? Ini hari pertama gue haid, udara panas, angkot sesak dan bau, tapi gue melakukan hal yang tidak merugikan dan berbeda. Gue bahagia!

Dan ketika gue harus turun, dengan baiknya abang sopir mengingatkan gue untuk bersiap turun. Dan bener apa yang dia bilang, gue memang harus jalan sedikit untuk sampai ke rumah. Hmm sebenernya gak sedikit sih. Karena jarak dari depan komplek ke rumah gue itu seperti dari kampus ke Mawardi. Tapi yasudahlah ya. Udah terlanjur juga. Sekalian aja olahraga siang.

Capek? Semua orang juga capek.
Panas? Kulit gue udah item ini.
Bau? Ada teknologi yang disebut mandi.
Jadi apa salahnya gue jalan kaki di trotoar, digodain amang-amang, nyebrang, menyapa satpam komplek, dan berpanas-panas?

Lalu dengan izin Tuhan, gue bisa sampai rumah dan menulis blog ini.

Sekarang muka gue berminyak, badan gue bau, rambut gue berantakan, tapi kalo lo bisa liat, gue lagi senyum sekarang :)
Well, mama gue baru sms, dia sudah transfer uang buat gue. Hmmm. Enaknya naik apa ya ke Auto 2000 sekarang?
Yah kayaknya sebaiknya gue mandi dulu kali ya, supaya orang-orang di angkot nanti gak kebauan gara-gara gue. Ciao!